Bendahara Umum Pimpinan Pusat (PP) 'Aisyiyah, Mahsunah Syakir, meluruskan bahwa hari Ibu yang jatuh di Indonesia pada 22 Desember bukan Mother's Day ala Barat yang dirayakan hari Ahad di pekan kedua Bulan Mei. Pasalnya, sejarah hari Ibu di Indonesia yang lahir untuk memperingati hari berkumpulnya sekitar 30 organisasi perempuan se-nusantara, termasuk 'Aisyiyah, di Yogyakarta, untuk mengikuti kongres nasional organisasi perempuan Indonesia, lebih dalam dan bermakna.
Dalam kongres itu, semua organisasi perempuan disatukan dalam visi dan misi nasional dalam rangka mengangkat harkat dan martabat perempuan Indoensia, agar mereka memahami hak-hak dan kewajiban serta fungsi dan perannya, tidak hanya dalam keluarga namun juga dalam  masyarakat.
Para perempuan yang berkumpul dalam kongres ini membicarakan hal-hal seperti perkawinan anak-anak, pendidikan untuk kaum perempuan, reformasi undang-undang perkawinan, pentingnya meningkatkan harga diri perempuan hingga isu nasionalisme.
Demikian salah satu poin yang disampaikan Mahsunah saat menjadi narasumber dalam acara "Sentuhan Kalbu" dengan tema "Ibu Pengukir Karakter Bangsa" di TVRI Yogyakarta, Jum'at (24/12/2010) mewakili PP 'Aisyiyah. Dalam wawancara usai mengisi acara, Mahsunah juga menyampaikan beberapa pesan bagi para ibu.
Kejayaan Bangsa Di Tangan Perempuan
Pertama, Mahsunah berpesan agar para ibu jangan sampai meninggalkan generasi yang lemah dalam berbagai bidang, seperti firman Allah SWT yang termaktub dalam QS. An Nisaa': 9. Selanjutnya, Mahsunah berpesan agar para perempuan meningkatkan amal ibadahnya, sebab fungsi perempuan sebagai hamba Allah tidak berbeda dengan laki-laki.
Selain itu, para perempuan, diminta untuk turut aktif dalam merealisir fungsi keluarga sebagai wadah sosialisasi nilai-nilai ajaran Islam, melaksanakan fungsi kaderisasi, serta media pembentukan akhlak mulia agar terbentuk pribadi uswatun hasanah.
Terakhir, Mahsunah mengingatkan para perempuan agar tidak terpaku pada peran-peran domestik semata. Sebab kejayaan negara tidak hanya terletak di tangan laki-laki, namun juga perempuan. Upaya membentuk karakter bangsa yang yang luar biasa berawal dari penyiapan generasi yang tangguh.
Dengan aktif mendorong keluarga masing-masing menjadi keluarga yang sakinah, serta memajukan masyarakat agar tercipta, qaryah thayyibah (perkampungan yang baik), Mahsunah yakin, semua itu berperan signifikan untuk menciptakan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (negara yang baik dan penuh dengan ampunan Tuhan). (aisyiyah.or.id/mac)

  ©Template by Suyono SMP Budi Utomo Jombang.